PERENCANAAN AGRIBISNIS AYAM RAS PEDAGING
Posted by peni1981
I. PENDAHULUAN
Ayam
Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga
dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu).
Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani
asal ternak. yam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di
Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir
disetiap provinsi. Beberapa faktor pendukung bisnis usaha kecil budidaya
ayam ras pedaging sebenarnya masih dapat terus dikembangkan, antara
lain karena permintaan domestik terhadap ayam ras pedaging masih sangat
besar. Kecenderungan ini dapat dihubungkan dengan pertumbuhan permintaan
terhadap daging ayam ras yang rata-rata besarnya mencapai 7% per tahun.
Angka kebutuhan nasional terhadap daging ayam
ras sebesar 3,3 kg per kapita per tahun. Sementara itu permintaan
terhadap total daging unggas hanya sebesar 4.6 Kg per tahun. Dengan
demikian protein hewani asal daging unggas, yang berasal dari daging
ayam ras mencapai 71,7%.
Permintaan
terhadap ayam ras pedaging secara nsaional diharapkan akan terus
meningkat, terutama permintaan yang berasal dari para konsumen di
kota-kota besar (ibu kota propinsi). Pertambahan permintaan di kota-kota
besar tersebut terjadi karena kenaikan pendapatan perkapita,
pertambahan penduduk dan peningkatan kesadaran gizi sebagai akibat
berhasilnya program penyuluhan gizi. Peningkatan permintaan juga terjadi
sewaktu-waktu disebabkan karena lonjakan permintaan terhadap gading
ayam ras pada hari-hari besar (lebaran, natal, tahun baru) maupun pada
akhir-akhir bulan. Faktor lain yang menyebabkan sektor budidaya ayam ras
pedaging masih dapat merupakan bisnis unggulan bagi usaha kecil adalah
karena sektor ini memiliki kaitan usaha yang cukup luas baik yang berada
di hulu maupun yang berada di hilir.
II. ISI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diketahui sebelum melakukan budidaya ayam ras pedaging :
1. Pemilihan Bibit
Bibit
yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk
(bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung
bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih. engan
berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran,
peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya karena semua
jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif
sama. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di
pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline,
Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor
arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans,
Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex,
Bromo, CP 707.
2. Kondisi Teknis yang Ideal
a. Lokasi kandang
Kandang
ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah
dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari
timur ke barat, serta dekat dengan sarana produksi (poultry shop).
b. Suhu udara dalam kandang.
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari)
|
Suhu ( °C )
|
01 – 07
|
34 – 32
|
08 – 14
|
29 – 27
|
15 – 21
|
26 – 25
|
21 – 28
|
24 – 23
|
29 – 35
|
23 – 21
|
c. Pergantian udara dalam kandang.
Ayam
bernafas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya
kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3. Tata Laksana Pemeliharaan
3.1 Perkembangan
Ada dua tipe kandang broiler, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe
panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke
tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien,
tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak
dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada
awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan,
sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan,
bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk
daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka
tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur
dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak
minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
3.2. Pakan
– Pakan
merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan
zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari
(Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad
libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
– Apabila
menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap
pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus
mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan
(umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis
pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
– Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
3.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 dan 21 hari .
3.4. Teknis Pemeliharaan
– Minggu Pertama (hari ke-1-7).
Kutuk/DOC
dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat dan
gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.
– Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin
Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4 (empat).
– Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
– Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan
minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama,
meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan
pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100
ekor ayam.
– Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas
sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan
pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir
minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin
ND melalui suntikan atau air minum.
– Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas
sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah
lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk
mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam.
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam.
– Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada
minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang.
Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan
pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering.
Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam.
Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan
dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam
sudah dapat dipanen
.– Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika
ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka
kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada
umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25
kg.
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
– Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan
virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam
sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada
tempat yang hangat. Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki
lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan melalui kotoran dan pernafasan.
– Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala
diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur,
peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering
menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran
dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang
tercemar. Pencegahan dilakukan dengan pemberian vaksin Gumboro.
– Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan
infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus
keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan
tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran
berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
– Berak Kapur (Pullorum).
– Berak Kapur (Pullorum).
Disebut
penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam
diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi
seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum..
Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang
memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan
sanitasi kandang.
Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik.
Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik.
3.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih
dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran
di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya
dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit.
Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk
memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan
sebelumnya.
III. PENUTUP
Ayam
ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan
hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Hingga
kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai
kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Permintaan daging
ayam ras setiap tahun selalu meningkat karena kesadaran akan konsumsi
protein hewani semakin baik di kalangan masyarakat. Dengan waktu
pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka usaha
agribisnis ayam ras pedaging dinilai cukup menguntungkan.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Rahardi, F. Dan R. Hartono. 2000. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta
Sumber : peni198. Mei 4, 2009 at 3:48 pm. PERENCANAAN AGRIBISNIS AYAM RAS PEDAGING
https://peni1981.wordpress.com/2009/05/04/perencanaan-agribisnis-ayam-ras-pedaging
Diakses tanggal : 08/01/17 17.26
0 comments:
Post a Comment